Perlukah Magang atau KKN dalam meningkatkan Kapasitas Diri Lulusan Perguruan Tinggi?
Magang merupakan salah satu aktivitas mata kuliah bagi Perguruan Tinggi maupun mata pelajaran bagi SMK yang harus dilalui oleh mahasiswa atas siswa. Dalam membentuk link and match pendidikan dan dunia kerja dibutuhkan magang sebagai sarana latihan dalam penerapan keilmuan ataupun keahlian yang telah diperoleh di bangku sekolah maupun kampus perkuliahan. Namun demikian seberapa efektifkah dalam meningkatkan kapasitas diri lulusan SMK maupun Perguruan Tinggi tersebut?
Bila ditinjau dari jenis jurusan atau mata kuliah maupun mata pelajaran yang sesuai dengan penerapannya di lokasi magang tentunya hal ini sangat efektif. Magang tidak saja sebagai sarana peningkatan kapasitas keterampilan dan keilmuan akan tetapi juga dapat sebagai sarana dalam meningkatkan soft skill bagi mahasiswa dan siswa SMK yang akan lulus. Tentunya hal ini perlu disesuaikan dengan apa keilmuan dan keterampilan yang telah diajarkan dan dimana akan dimagangkan.
Untuk ilmu-ilmu sosial dan humaniora tentunya tidak tepat apabila dimagangkan di kantor-kantor. Karena ilmu-ilmu tersebut lapangan penerapannya adalah di masyarakat. Kita tentunya ingat dengan istilah KKN atau Kuliah Kerja Nyata dimana mahasiswa diminta untuk menemukan inovasi dari persoalan yang dihadapi masyarakat. Kemudian membentuk program kegiatan yang dapat mengatasi persoalan masyarakat tersebut. Mencarikan pendanaan untuk program kegiatan tersebut tidak saja memanfaatkan swadaya masyarakat tetapi juga mencari sumber-sumber pendanaan lainnya. Kedepan cara-cara yang pernah diterapkan dalam KKN sangat berguna untuk implementasi program pemberdayaan masyarakat baik yang diprogram oleh Pemerintah maupun yang dapat didanai oleh Non Pemerintah seperti NGO (Non Government Organization).
Keduanya menjadi perlu menjadi perhatian dunia pendidikan agar Magang maupun KKN tidak asal-asalan agar lulusan yang akan dihasilkan pun nantinya tidak asal lulus saja tetapi mampu menjawab tantangan dunia pekerjaan yang semakin tinggi dan penuh persaingan.
Semoga dunia pendidikan dan dunia kerja semakin dekat sehingga produktivitas SDM Indonesia mampu berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi yang bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Heeeehh
BalasHapus